KEJANG DEMAM
Pabila Anak Kejang :
Panduan Orangtua
Kejang dengan demam atau tanpa demam ?
Seorang
Ibu dengan cemas membawa anaknya yang berusia 3 ½ tahun yang mengalami kejang.
Kejang terjadi di rumah, lebih kurang selama 2 menit. Sehari sebelumnya anak
batuk dan pilek yang disertai demam ringan. Ibunya telah memberikan obat batuk
pilek dan penurun demam. Ibu tersebut selalu cemas apabila melihat anaknya
kejang. Kejang ini merupakan kejang yang ketiga setelah sebelumnya anaknya
telah mengalami kejang pada usia 1 dan 2 tahun. Ketiga kejang yang terjadi pada
anak tersebut selalu didahului oleh demam, walaupun tidak tinggi.
Kejang
dapat terjadi pada anak dengan didahului demam atau tanpa demam. Kejang yang
didahului oleh demam dapat bersifat jinak, yang dikenal sebagai kejang demam
atau oleh sebagian masyarakat disebut step. Kejang demam adalah kejang yang
didahului demam dan bukan disebabkan oleh infeksi otak atau infeksi selaput otak.
Selain
kejang demam, dikenal juga kejang yang didahului demam yang disebabkan oleh
infeksi otak atau selaput otak, yang dikenal dengan nama ensefalitis dan
meningitis. Kedua penyakit ini tergolong penyakit berat, sering menyebabkan
kematian dan menyebabkan timbulnya komplikasi pada pasien yang bertahan
hidup.Mengingat hal tersebut, orang tua perlu memahami masalah kejang dengan
demam.
Adapun
kejang yang terjadi tanpa demam dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti
epilepsi, gangguan keseimbangan garam elektrolit dalam darah atau karena
gangguan metabolisme seperti kadar gula yang terlalu rendah, atau terlalu
tinggi, atau karena keracunan. Informasi lengkap mengenai hal-hal yang terjadi
atau dialami anak sebelum anak mengalami kejang akan sangat bermanfaat bagi
dokter untuk mengarahkan diagnosisnya.
Kejang demam sederhana dan kejang demam kompleks
Kejang
demam sederhana merupakan bentuk kejang demam yang paling jinak. Dikatakan
kejang demam sederhana jika kejang yang terjadi bersifat menyeluruh, berlangsung
tak lebih dari 15 menit dan kejang hanya terjadi satu kali dalam 24 jam.
Apabila
salah satu di antara tiga ciri kejang demam sederhana tidak terpenuhi, maka
kejang demam disebut kejang demam kompleks. Misalnya kejang demam yang
berlangsung lebih dari 15 menit atau kejang yang terjadi hanya pada sebagian
anggota tubuh atau kejang yang berulang dalam 24 jam.
Ciri kejang demam yang tidak ganas
Kejang
demam sebenarnya pada umumnya merupakan penyakit yang tidak ganas,terutama
kejang demam sederhana, namun biasanya selalu membuat cemas orang tua anak.
Beberapa penelitian bahkan menunjukkan, bahwa kejang demam oleh sebagian orang
tua kerap dihubungkan dengan kematian. Kepanikan hampir selalu dirasakan oleh
orang tua dari anak yang mengalami kejang demam.
Beberapa
hal yang biasanya menunjukkan kecenderungan tidak ganas adalah jika jarak waktu
antara kejang dengan mulainya demam relatif singkat, biasanya kurang dari 24
jam, usia anak di atas 18 bulan hingga sekitar lima tahun, anak pernah
mengalami kejang demam sebelumnya dan adanya riwayat kejang demam pada orang
tua atau saudara kandungnya. Apabila salah satu hal ini dijumpai pada anak yang
mengalami kejang demam, umumnya kejang demamnya bersifat tidak ganas, tidak
berbahaya.
Hal yang meningkatkan kewaspadaan
Sebaliknya ada hal-hal yang menyebabkan dokter maupun orang tua pasien bersikap
lebih waspada. Apabila ditemukan hal-hal berikut.harus dipertimbangkan, bahwa
kejang dengan demam mungkin disebabkan oleh penyakit yang berat seperti infeksi
atau radang otak dan atau radang selaput otak. .
apabila
karakteristik pada anak yang kejang tidak memenuhi pengertian kejang demam
sederhana, misalnya kejang yang berlangsung lama atau berulang dalam 24 jam
apabila
kejang terjadi pada usia kurang dari 12 bulan, apalagi jika anak berusia kurang
dari 6 bulan
apabila
kejang terjadi beberapa hari setelah anak menderita demam, apalagi jika sebelum
demam anak sudah tampak mengalami penurunan kesadaran
apabila
anak masih tertidur 2 jam setelah kejang (umumnya anak tertidur kurang dari 1
jam setelah kejang dan segera bangun dalam keadaan sadar penuh)
Apa yang harus dilakukan jika anak kejang ?
Sebaiknya orang tua tetap tenang walaupun tidak kehilangan kewaspadaan. Pakaian
anak dilonggarkan, terutama di sekitar leher. Anak diposisikan telentang dengan
kepala miring. Apabila ada muntahan dalam mulut, hendaknya segera dibersihkan,
tetapi tidak perlu memasukkan apapun ke dalam mulut anak termasuk pengganjal
mulut. Orang tua boleh memberikan obat pemadam kejang melalui dubur jika
tersedia, selanjutnya segera membawa anak ke rumah sakit terdekat. Tidak perlu
pilih-pilih rumah sakit, karena semua rumah sakit umumnya mampu memberikan penanganan
awal kejang pada anak. Apabila diperlukan, rumah sakit akan merujuk ke rumah
sakit yang lebih tinggi atas pertimbangan dokter atau atas permintaan keluarga
pasien.
Keputusan
perawatan lanjut pasti akan dibicarakan bersama. Dokter yang baik akan mengajak
orang tua untuk mendiskusikan hal tersebut. Cermati penjelasan dokter dan
pemahaman sederhana yang telah dibicarakan di depan mudah-mudahan dapat
membantu orang tua untuk berdiskusi dengan baik. Orang tua berhak untuk
mengkonfirmasi setiap informasi yang diberikan oleh dokter.
Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah kejang berulang ?
Kejang
demam cenderung berulang. Beberapa faktor diketahui meningkatkan risiko
berulangnya kejang demam, yakni:
1.
umur muda saat serangan pertama kejang demam,
2.
demam yang mendahului kejang tidak tinggi (suhu
tubuh kurang dari 38,5 oC)
3.
adanya riwayat keluarga dengan kejang demam atau
epilepsi dan
4.
jarak waktu yang pendek antara onset demam dengan
serangan kejang
Semakin
banyak faktor tersebut dijumpai pada anak maka kemungkinan anak mengalami
serangan kejang berikutnya semakin besar, jika terdapat 3 atau lebih faktor
tersebut, maka kemungkinan berulangnya kejang mendekati 100 persen.
Pemberian obat anti kejang dan penurun demam hanya menurunkan risiko
kemungkinan berulangnya kejang, namun setidaknya mengurangi penderitaan anak
akibat demamnya. Risiko berulangnya kejang tetap tinggi.
Dua macam terapi pencegahan
Dikenal dua macam terapi pencegahan, yakni terapi pencegahan intermitten dan
terapi pencegahan rumatan. Terapi intermitten artinya obat pencegah kejang
diberikan hanya jika anak demam dan diberikan hanya selama episode demam saja
(jangka pendek). Adapun terapi rumatan adalah terapi pencegahan jangka panjang,
obat diberikan pada anak baik ada demam maupun tidak.Terapi rumatan ini
biasanya diberikan selama satu tahun.
Umumnya
anak yang mengalami kejang demam hanya memerlukan terapi pencegahan jangka
pendek, namun beberapa kasus memerlukan terapi rumatan/jangka panjang. Kejang
demam yang memerlukan terapi jangka panjang adalah kejang demam yang mempunyai
ciri sebagai berikut :
1.
kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit
2.
kejang yang terjadi pada anak yang sebelumnya telah mempunyai masalah saraf,
misalnya hidrosefalus, retardasi mental, dan sebagainya
3.
kejang yang terjadi pada hanya sebagian anggota tubuh
Selain tiga alasan tersebut, terapi rumatan juga akan dipertimbangkan untuk
diberikan apabila memenuhi salah satu hal berikut :
·
kejang demam terjadi berulang dalam
24 jam
·
kejang demam terjadi pada usia di
bawah 12 bulan atau
·
kejang demam yang terjadi 4 kali
atau lebih dalam satu tahun
Diskusikan
dengan dokter
Pengertian
yang ada dalam tulisan ini adalah hal-hal yang bersifat umum dan diharapkan
membantu orang tua memahami kejang demam. Namun demikian, mungkin saja ada
hal-hal yang spesifik untuk setiap pasien. Karenanya berdiskusi dengan dokter
merupakan cara terbaik yang perlu dilakukan. Perlu difahami pula, bahwa karena
pengobatan rumatan dilakukan dalam jangka panjang, maka kemungkinan terjadinya
efek samping adalah sangat mungkin. Orang tua sebaiknya mendiskusikan pilihan
obat yang akan digunakan, kelebihan dan kekurangannya, termasuk kemungkinan timbulnya
efek samping.
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Jejak Dengan komentar Yang Baik