Sukun Obat Liver, Jantung, dan
Ginjal
Sakit kuning atau penyakit lever adalah penyakit yang mematikan, namun anda
jangan takut, penyakit ini gampang dan mudah disembuhkan. Ambillah satu buah
sukun, belah menjadi 4 potong dan direbus sampai mendidih, minumlah sebanyak
mungkin air rebusan tersebut dan bila perlu setiap minum pakailah air rebusan
tersebut selama dua minggu atau lebih maka penyakit lever akan sembuh.
Jika buah sukun susah didapatkan maka daun sukun juga sangat berkhasiat
menyembuhkan lever, caranya adalah ambil 10 helai daun sukun yang sudah tua
warnakuning, rebus sampai mendidih seperti warna teh, berikan dan minumkan ke
penderita air rebusan selama 2 minggu maka sakit lever tersebut sembuh,
mudah-mudahan resep ini dapat membantu keluarga yang membutuhkan.
Sementara itu, ramuan untuk penyakit jantung, caranya ambillah satu lembar daun
sukun tua yang masih menempel di pohon sebab khasiat kadar zat kimianya sudah
maksimal. Daun tersebut dicuci bersih lalu dijemur hingga kering dan direbus dengan
5 gelas air. Ketika tinggal separuh, tambahkan air lagi hingga mencapai volume
5 gelas. Setelah mendidih, ramuan diangkat dan disaring. Minum setiap hari,
rebusan air itu harus habis hari itu juga tidak bisa disisakan untuk esok.
Untuk penyakit ginjal, ambillah 3 helai daun yang tua, cuci bersih dan
dirajang. Hasil rajangan dijemur hingga kering, rebus dalam 2 liter air sampai
tinggal separuhnya. Lalu, tambahkan air lagi satu liter biarkan sampai
mendidih, angkat dan saring. Minum setiap hari, air rebusan tersebut tidak
dapat digesokkan.
Catatan:
Seorang divonis harus operasi jantung karena fungsi jantungnya hanya 46% (orang
normal tapi merokok 56% dan tidak merokok/sehat fungsi jantungnya di atas 60%
–di bawah 50% diduga ada kelainan spt penyumbatan). Dua minggu sebelum operasi
dianjurkan seseorang minum rebusan daun sukun. Ia ikuti anjuran tersebut. Saat
datang ke dokter untuk operasi, kondisi jantungnya dicek ulang, ternyata sudah
sembuh, fungsi jantungnya mencapai 66%.
Untuk itu, saya search ke google, dan ditemukan beberapa catatan tentang
khasiat sukun. Hasilnya saya hadirkan untuk kawan-kawan.
Untuk metode peracikan obat, kawan saya yang terkena jantung di atas
menggunakan cara yg sedikit berbeda. Cara dia adalah:
Ambil daun sukun, diiris-iris selebar 1-2 cm, diangin-anginkan hingga nampak
kering (bisa dibuat dalam jumlah banyak untuk persediaan). Ambil irisan daun
sukun yang kering tadi secukupnya, digodok sampai mendidih dan airnya menguning
seperti warna air teh, lalu disaring, dan diminum setelah hangat,
KANKER menjadi
momok banyak orang di seluruh dunia hingga kini. Saat banyak penelitian
dilakukan untuk menemukan obat kanker terbaik, buah sirsak ternyata menyimpan
keunggulan ini.
Beberapa waktu lalu, Taman Wisata Mekarsari mengadakan demo pengolahan daun
sirsak yang diberikan secara gratis kepada pengunjung untuk ke-12 kalinya.
Kegiatan bertujuan memberikan informasi bagaimana mengolah sirsak dengan baik
untuk dijadikan obat alternatif membunuh sel kanker.
Selain melihat langsung demo pengolahan daun sirsak, pengunjung juga bisa
melakukan tanya jawab seputar pengobatan kanker secara herbal dan disuguhkan
pengetahuan menarik mengenai seluk beluk budidaya tanaman sirsak dan pengolahan
daun untuk obat herbal penyakit kanker. Penasaran bagaimana sirsak mampu
menjadi pembunuh sel kanker?
Setiap bagian sirsak bermanfaat
Nama sirsak berasal dari bahasa Belanda “zuur zak”, artinya buah yang asam.
Bagian tanaman mulai bunga, daun, buah, biji, kulit, dan akar dapat
dimanfaatkan sebagai pengobatan tradisional.
Pada awal 1990-an, ditemukan 34 senyawa Cytotoxic, pada daun sirsak yang mampu
menghambat hingga membunuh sel-sel tubuh yang mengalami pertumbuhan tidak
normal (sel kanker). Senyawa ini memiliki beberapa keunggulan bila dibandingkan
dengan pengobatan kanker saat ini, antara lain membunuh kanker secara efektif
dan aman, tanpa menyebabkan rasa mual dan muntah serta tanpa kehilangan berat
badan maupun kerontokan rambut dalam jumlah besar.
Daun sirsak diketahui mengandung zat annonaceous acetogenins yang mampu 10.000
kali lebih kuat membunuh sel-sel kanker daripada zat adriamycin, yang biasa
dipakai dalam pengobatan kemoterapi. Zat acetogenins dapat membunuh aneka jenis
kanker, seperti kanker usus, tiroid, prostat, paru-paru, payudara, dan pankreas
bahkan penyakit ambeien tanpa merusak atau mengganggu sel-sel tubuh yang sehat.
Hal ini telah diteliti di Laboratorium Health Sciences Institute, Amerika
Serikat di bawah pengawasan the National Cancer Institute, Amerika Serikat.
”Sebelum memutuskan untuk mengonsumsi olahan daun sirsak sebagai pengobatan
terhadap kanker atau tumor, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan
dokter atau herbalis tempat Anda selama ini melakukan pengobatan. Sebab, dikhawatirkan
Anda mempunyai alergi terhadap sirsak atau obat yang selama ini Anda konsumsi
berefek terbalik dengan senyawa dalam daun sirsak,” jelas Stefanus, herbalis
dari Herbacure, dalam pemaparannya.
Cara pengolahan
Lebih lanjut, Stefanus dan Darmawan Tri Wibowo, ahli budidaya tanaman
sirsak dari Taman Wisata Mekarsari memaparkan cara pengolahan daun sirsak untuk
herbal pencegah kanker, berikut ini:
1. Pada pengobatan kanker, daun sirsak (10-15 lembar) direbus dengan 3 gelas
air (600 cc) hingga tersisa 1 gelas air rebusan. Pada saat merebus sebaiknya
menggunakan kendi atau panci yang terbuat dari tanah liat agar kemurnian zat
yang ada pada daun sirsak tetap terjaga. Air rebusan diminum selagi hangat
setiap hari, pagi atau sore hari selama 3-4 pekan.
”Perlu diperhatikan, pengambilan daun sirsak sebaiknya dimulai dari daun ke-4
atau ke-5 dari ujung pucuk. Hal ini dikarenakan pada daun yang terlalu muda,
senyawa belum banyak terbentuk. Sementara pada daun yang tua sudah mulai rusak
sehingga kadarnya berkurang,” terang Darmawan.
2. Selain teknik pengolahan di atas, secara umum terdapat pengolahan lain daun
sirsak, yaitu dengan memanfaatkan daun sirsak kering 10-15 lembar direbus
dengan 2 gelas air (400 cc) sehingga tersisa 1 gelas air rebusan. Proses
perebusan membutuhkan waktu 1-1,5 jam saja, jadi lebih cepat prosesnya
dibanding cara di atas. Proses pengeringan sebaiknya tidak dilakukan di bawah
sinar matahari terik karena dikhawatirkan akan merusak senyawa
dalam daun sirsak.
”Daun sirsak kering memiliki senyawa yang tetap sama dengan daun sirsak basah
karena yang berkurang dalam proses pengeringan hanya kadar airnya. Sementara,
senyawa dalam daun tetap terjaga. Penyimpanan daun sirsak dalam lemari
pendingin maksimal sepekan sejak pemetikan karena proses pendinginan yang lama
dikhawatirkan akan merusak senyawa dalam daun selain aroma daun yang tidak enak
karena proses fermentasi,” papar Darmawan.
3. Konsumsi daging buah sirsak segar (150-250 gr/hari) dengan mengolahnya
menjadi jus atau dimakan langsung sangat disarankan. Daging buah sirsak selain
sebagai penambah energi (pada umumnya penderita kanker/tumor kondisi badanya
lemas /lesu) juga kaya serat yang sangat membantu proses pengeluaran sel-sel
kanker yang telah mati akibat penyembuhan oleh senyawa acetogenins.
Ekskresi sel kanker yang mati bisa melalui keringat, urine, dan feses
sehingga umumnya terapi menggunakan herbal daun sirsak sebagai pengobatan akan
berefek hangat/panas pada bagian tubuh yang sakit, sering kencing, dan
berkeringat deras. Cepat lambatnya reaksi tubuh terhadap penggobatan atau efek
samping pengobatan berbeda pada setiap orang dipengaruhi oleh faktor, seperti
usia, ketahanan tubuh penderita, tingkat stadium kanker/tumor, dan jenis kanker
atau tumornya.
4. Pengolahan daun sirsak lainnya yaitu dengan cara memblender 3-5 lembar daun
sirsak basah dengan menambahkan ¼ gelas air (50 cc) air hangat untuk membantu
proses penghancuran. Sebelum diblender, daun sebaiknya dipotong menjadi 3-4
bagian agar lebih cepat hancur. Setelah hancur, masukkan daun ke wadah dengan
penutup rapat, lalu tambahkan 1 gelas air panas ke dalamnya dan aduk sampai
rata.
Tutup wadah dengan rapat agar panas tetap terjaga dan proses ekstraksi senyawa
dapat maksimal. Biarkan selama 15-20 menit, setelah itu saring olahan untuk
diambil airnya dan minum selagi hangat.
Bila tidak ada blender, pengolahan daun sirsak bisa juga dengan cara digerus
menggunakan cobek dengan teknik pengolahan yang sama dengan cara diblender.
”Pengolahan dengan cara diblender atau digerus tidaklah semaksimal ekstraksi
senyawa daun sirsak dibandingkan dengan teknik pertama (perebusan daun basah)
dan teknik kedua (perebusan daun kering), tetapi lebih efisien. Hasil olahan
pada kedua teknik umumnya beraroma langu yang cukup menyengat. Untuk menekan aromanya
bisa ditambahkan sedikit perasan buah nanas atau buah lain yang lebih disukai.
Dan jangan menambahkan gula aren murni, madu, atau gula pasir bila rasanya
tidak Anda sukai, karena sudah melalui proses kimiawi,” terang Stefanus.
Reaksi pengobatan
Reaksi pengobatan menggunakan olahan daun sirsak umumnya bereaksi setelah
3-7 hari setelah pengobatan secara rutin 3 kali sehari meskipun ada juga yang
baru bereaksi setelah sebulan konsumsi rutin.
”Bila reaksi tidak ada, cek kembali secara detail, mulai dari pemilihan alat
dan bahan, teknik pengambilan daun, cara pengolahan, bahkan teknik konsumsinya
apakah rutin atau tidak, karena semua merupakan satu kesatuan yang wajib
dipenuhi agar hasilnya maksimal,” saran Stefanus.
Ia menambahkan, cek kondisi penyakit Anda sebelum pengobatan dan periksa
kembali dua pekan setelah pengobatan untuk melihat sejauh mana reaksi
pengobatan dengan metode ini. Bila tidak ada pengaruh selama dua bulan
konsumsi, padahal sudah menjalankan pengolahan dengan benar, maka pengobatan
dengan olahan daun sirsak ini bisa ditingggalkan.
”Untuk penderita maag yang khawatir asam lambungnya naik karena konsumsi
buah sirsak yang agak asam, sebaiknya mengonsumsi buah 1 jam setelah makan.
Bila menderita sakit maag yang cukup akut, konsumsi buahnya bisa dilakukan
dengan cara mengukus daging sirsak terlebih dahulu agar rasa asam berkurang,”
tutup Stefanus. (ftr)